Menurut Adnan, di samping dibekali dengan ilmu agama para santri juga dibekali dengan ilmu keterampilan umum sebagai bekal menunjang keahlian mereka untuk hidup bermasyarakat serta dalam lapangan kehidupan. Jadi pembekalan keahlian diharapkan kedepan siswa-siswi yang tamat menuntut ilmu pengetahuan di Pesantren Nurul Hikmah memiliki kecakapan di bidang tertentu sehingga tidak bergantung pada pekerjaan sebagai PNS yang rekruitmen terbatas cuma setahun sekali.
Secara umum santri yang menetap di asrama pesantren terpadu Nurul Hikmah merasa antusias terhadap kegiatan kegiatan ketrampilan yang ditawarkan. Ini terlihat pada batasan waktu bubar namun mereka yang terlibat dalam kegiatan masih juga ingin meneruskan produksi. “Target pasar dari produk ini masih terbatas pada kebutuhan santri dan keluarga,” pungkas Adnan.
Disisi lain, pesantren/dayah yang memiliki metode pengajaran pendidikan tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA), dimana saat ini para lulusan telah tersebar Aceh dan Nusantara. “Jebolan dari pasantren Nurul Hikmah itu ada yang sudah melanjutkan study hingga keluar negeri. Selain itu banyak yang sudah bekerja di instansi pemerintah dan swasta,” demikian Tgk Adnan.(mariadi)